MANFAAT BERKEMAH BAGI GENERASI MUDA

Generasi muda adalah aset berharga bagi agama, bangsa, dan negara. Kekuatan fisik, kejernihan pikiran, serta semangat juang yang tinggi menjadikan mereka sebagai pilar peradaban. Namun, potensi ini harus diarahkan kepada hal-hal yang positif agar tidak tersia-sia. Salah satu aktivitas yang bermanfaat adalah berkemah.

Berkemah tidak sekadar aktivitas rekreasi, tetapi sarana pembinaan karakter, kemandirian, ukhuwah, dan kepemimpinan. Islam sebagai agama yang sempurna memberikan perhatian besar terhadap pendidikan generasi muda, baik melalui Al-Qur’an maupun hadis.

  1. Kemandirian dan Tanggung Jawab

Allah Swt berfirman:

وَأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ.

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi ...” (QS. Al-Anfal: 60).

Ayat ini menekankan pentingnya mempersiapkan kekuatan (al-quwwah) dalam berbagai aspek: fisik, mental, intelektual, dan spiritual. Aktivitas berkemah menjadi salah satu media latihan fisik dan mental agar generasi muda siap menghadapi tantangan. Imam Ibnu Katsir mengungkapkan:

ثُمَّ أَمَرَ تَعَالَى بِإِعْدَادِ آلَاتِ الْحَرْبِ لِمُقَاتَلَتِهِمْ حَسَبَ الطَّاقَةِ وَالْإِمْكَانِ وَالِاسْتِطَاعَةِ، فَقَالَ: {وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ}، أَيْ: مَهْمَا أَمْكَنَكُمْ.

Kemudian Allah Ta‘ala memerintahkan untuk mempersiapkan perlengkapan perang guna menghadapi mereka sesuai dengan kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan. Maka Dia berfirman: ‘Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi’ (QS. Al-Anfāl: 60), yakni sejauh apa pun yang kalian mampu. (Tafsir Ibnu Katsir, VII: 109, Mesir: Muassasah Qurthubah, 2000 M/ 1421 H)

 

  1. Menjaga Fitrah Alam

Allah Swt juga berfirman:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا

“Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya ...” (QS. Al-Mulk: 15).

Aktivitas berkemah yang identik dengan alam dapat melatih generasi muda untuk mensyukuri nikmat Allah, menjaga lingkungan, serta menyadari betapa agungnya ciptaan-Nya. Imam Al-Maraghi menjelaskan:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ. أَيْ إِنَّ رَبَّكُمْ هُوَ الَّذِي سَخَّرَ لَكُمُ الْأَرْضَ وَذَلَّلَهَا لَكُمْ، فَجَعَلَهَا قَارَّةً سَاكِنَةً، لَا تَمِيدُ وَلَا تَضْطَرِبُ بِمَا جَعَلَ فِيهَا مِنَ الْجِبَالِ، وَأَوْجَدَ فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ، لِسُقْيَاكُمْ وَسَقْيِ أَنْعَامِكُمْ وَزُرُوعِكُمْ وَثِمَارِكُمْ، وَسَلَكَ فِيهَا السُّبُلَ، فَسَافِرُوا حَيْثُ شِئْتُمْ مِنْ أَقْطَارِهَا، وَتَرَدَّدُوا فِي أَرْجَائِهَا، لِأَنْوَاعِ الْمَكَاسِبِ وَالتِّجَارَاتِ، وَكُلُوا مِمَّا أَوْجَدَهُ لَكُمْ فِيهَا بِفَضْلِهِ مِنْ وَاسِعِ الْأَرْزَاقِ – وَالسَّعْيُ فِي الْأَرْزَاقِ لَا يُنَافِي التَّوَكُّلَ عَلَى اللهِ. رَوَى أَحْمَدُ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بَطَانًا".

“Dialah (Allah) yang telah menjadikan bumi bagi kalian mudah untuk ditapaki, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya.” Yakni, sesungguhnya Rabb kalianlah yang telah menundukkan bumi bagi kalian dan memudahkannya untuk kalian. Dia menjadikannya tetap dan kokoh, tidak bergoncang dan tidak goyah karena Dia menancapkan gunung-gunung di dalamnya. Dia juga mengeluarkan mata air-mata air di dalamnya untuk memberi minum kalian, hewan ternak kalian, tanaman, dan buah-buahan kalian. Dia membentangkan jalan-jalan di bumi itu, maka berjalanlah kalian ke mana saja dari berbagai penjurunya, dan berlalulalanglah di berbagai bagiannya untuk berbagai macam usaha dan perdagangan. Makanlah dari apa yang Dia ciptakan untuk kalian di dalamnya dengan karunia-Nya, dari rezeki-Nya yang luas. Usaha dalam mencari rezeki tidaklah bertentangan dengan tawakal kepada Allah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab ra. bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” (Tafsir Al-Maraghi, XXIX: 15, Mesir: Maktabah Al-Bab Al-Halabi, 1946)

 

3.       Kekuatan Pemuda

Rasulullah Saw bersabda:

اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ.

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah ...” (HR. Muslim no. 2664).

Hadis ini menegaskan bahwa kekuatan fisik dan mental sangat penting. Berkemah melatih fisik, membangun stamina, serta melatih daya tahan. Imam An-Nawawi menuturkan:

وَالْمُرَادُ بِالْقُوَّةِ هُنَا عَزِيمَةُ النَّفْسِ وَالْقَرِيحَةُ فِي أُمُورِ الْآخِرَةِ فَيَكُونُ صَاحِبُ هَذَا الْوَصْفِ أَكْثَرَ إِقْدَامًا عَلَى الْعَدُوِّ فِي الْجِهَادِ وَأَسْرَعَ خُرُوجًا إِلَيْهِ وَذَهَابًا فِي طَلَبِهِ وَأَشَدَّ عَزِيمَةً فِي الْأَمْرِ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيِ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالصَّبْرِ عَلَى الْأَذَى فِي كُلِّ ذَلِكَ وَاحْتِمَالِ الْمَشَاقِّ فِي ذَاتِ اللَّهِ تَعَالَى وَأَرْغَبَ فِي الصَّلَاةِ وَالصَّوْمِ وَالْأَذْكَارِ وَسَائِرِ الْعِبَادَاتِ وَأَنْشَطَ طَلَبًا لَهَا وَمُحَافَظَةً عَلَيْهَا وَنَحْوَ ذَلِكَ.

Yang dimaksud dengan kekuatan di sini adalah keteguhan jiwa dan ketajaman tekad dalam urusan akhirat. Sehingga orang yang memiliki sifat ini akan lebih berani menghadapi musuh dalam jihad, lebih cepat keluar menuju medan pertempuran, lebih giat dalam mencari dan mengejar musuh, lebih kuat tekadnya dalam menegakkan amar ma‘ruf nahi munkar, lebih sabar dalam menghadapi gangguan pada semua itu, serta lebih mampu menanggung berbagai kesulitan demi (mendapatkan keridaan) Allah Ta‘ala. Ia juga lebih besar keinginannya dalam menegakkan shalat, berpuasa, berdzikir, dan ibadah-ibadah lainnya, lebih bersemangat dalam melaksanakannya, lebih menjaga kelestariannya, dan hal-hal sejenisnya. (Syarah Muslim li An-Nawawi, XIX: 215, Beirut: Dar Ihya at-Turats, 1431 H)

 

4.      Waktu Luang Generasi Muda

Rasulullah Saw bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ.

“Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu karenanya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. al-Bukhari no. 6412).

Dengan berkemah, waktu luang generasi muda bisa dimanfaatkan untuk hal positif, bukan untuk kegiatan sia-sia atau bahkan maksiat. Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar menerangkan:

قَالَ ابْنُ بَطَّالٍ: مَعْنَى الْحَدِيثِ أَنَّ الْمَرْءَ لَا يَكُونُ فَارِغًا حَتَّى يَكُونَ مَكْفِيًّا صَحِيحَ الْبَدَنِ، فَمَنْ حَصَلَ لَهُ ذَلِكَ فَلْيَحْرِصْ عَلَى أَنْ لَا يُغْبَنَ بِأَنْ يَتْرُكَ شُكْرَ اللهِ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ عَلَيْهِ، وَمِنْ شُكْرِهِ امْتِثَالُ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيهِ، فَمَنْ فَرَّطَ فِي ذَلِكَ فَهُوَ الْمَغْبُونُ، وَأَشَارَ بِقَوْلِهِ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ إِلَى أَنَّ الَّذِي يُوَفَّقُ لِذَلِكَ قَلِيلٌ.

Ibn Baththal berkata: Makna hadis tersebut adalah bahwa seseorang tidaklah benar-benar memiliki waktu luang sampai ia tercukupi kebutuhannya dan sehat badannya. Maka siapa yang mendapatkan keduanya, hendaklah ia bersungguh-sungguh agar tidak merugi dengan meninggalkan syukur kepada Allah atas nikmat yang telah Dia berikan kepadanya. Bentuk syukur itu adalah dengan menaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Maka siapa saja yang meremehkan hal itu, dialah yang merugi. Dan sabda Nabi “banyak dari manusia” memberi isyarat bahwa orang yang benar-benar diberi taufik untuk hal tersebut sangatlah sedikit. (Fathul-Bari syarah Shahih Al-Bukhari, XI: 230, Mesir: Maktabah as-Salafiyyah, 1390 H)

 

Manfaat Berkemah bagi Generasi Muda

  1. Pembentukan Karakter dan Kemandirian

Berkemah melatih generasi muda untuk tidak bergantung pada orang lain, mampu mengurus dirinya sendiri, serta belajar bertanggung jawab.

  1. Melatih Kepemimpinan dan Kerja Sama

Di dalam berkemah, setiap kelompok membutuhkan pemimpin, pengatur strategi, dan koordinasi. Hal ini melatih jiwa kepemimpinan serta kebiasaan bekerja sama (teamwork).

  1. Penguatan Fisik dan Mental

Kegiatan mendirikan tenda, memasak bersama, dan menjelajahi alam melatih fisik serta menguatkan mental dalam menghadapi kesulitan.

  1. Menumbuhkan Rasa Syukur dan Kepedulian

Dekat dengan alam menjadikan generasi muda lebih mudah merenungi ayat-ayat kauniyah, sehingga tumbuh rasa syukur kepada Allah.

  1. Alternatif Rekreasi Islami

Berkemah bisa menjadi sarana rekreasi yang mendidik, jauh dari hal-hal yang sia-sia, bahkan bisa diisi dengan kajian, shalat berjamaah, dan pembinaan rohani.

Berkemah adalah aktivitas yang sangat bermanfaat bagi generasi muda. Selain sebagai sarana rekreasi, ia juga menjadi media pembentukan karakter, kemandirian, kepemimpinan, dan kekuatan fisik-mental. Al-Qur’an dan Sunnah memberi dorongan agar umat Islam memiliki kekuatan, memanfaatkan waktu dengan baik, dan menjaga fitrah alam.

Dengan demikian, pembinaan generasi muda melalui kegiatan berkemah selaras dengan nilai-nilai Islam dan sangat relevan untuk membentuk generasi yang tangguh, mandiri, serta berakhlak mulia. Wallâhu A’lam, hanafi.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama