SEOLAH TIDAK MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN ALLAH

 
(Tafsir Al-Qur’an Surat Ali Imran, ayat 10-11)

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَأُولَئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ. كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka, (keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Dan Allah sangat keras siksa-Nya. Qs. Ali Imran [3]: 10-11.

PENAFSIRAN KATA-KATA SULIT MENURUT AL-MARAGHI

-          Tugniya (تغني): bermanfaat.

-          Waquudu (وقود): (dengan difathahkan wawunya); kayu bakar dan sejenisnya.

-          Ad-da-bu (الدأب): adat, diambil dari kata da-aba ‘alal-‘amali; bilamana sungguh-sungguh dalam mengerjakannya, sampai merasa payah. Kebanyakan dipakai untuk pengertian tradisi.

-          Al-Mihaadu (المهاد): alas. Dikatakan Mahhadar-rajulul-mahadaa (jika lelaki tersebut mengeluarkan tikar).

PENYESUAIAN AYAT MENURUT SYAIKH WAHBAH AZ-ZUHAILY

Pada permulaan surah, Allah SWT menjelaskan tentang dasar atau prinsip tauhid, kitab-kitab samawi yang mengandung prinsip tauhid, terutama kitab suci Al-Qur’an, dan keimanan orang-orang yang mendalam ilmunya kepada Al-Qur’an secara keseluruhan. Kemudian di dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan tentang keadaan orang-orang kafir dan sebab kekufuran mereka, yaitu mereka di dunia terpedaya dan terbuai dengan harta kekayaan dan anak-anak mereka. Allah SWT menjelaskan bahwa harta dan anak-anak mereka tersebut sama sekali tidak dapat menolak siksa Allah SWT, baik di akhirat maupun ketika masih di dunia. Dalam hal ini, Allah SWT menyebutkan sebuah contoh konkrit, yaitu perang Badar, di mana kala itu, pasukan iman dan pasukan Allah SWT berperang menghadapi tantara kafir dan tantara setan. Lalu perang berakhir dengan kemenangan pihak kaum mukmin yang berjumlah sedikit atas tantara kafir yang berjumlah banyak. Hal ini membuktikan bahwa banyaknya harta, anak dan perlengkapan perang mereka sama sekali tidak memberikan manfaat apa pun kepada mereka. (at-Tafsir al-Munir, 3: 159)

PENGERTIAN UMUM MENURUT AL-MARAGHI

Setelah Allah Swt. menjelaskan agama yang benar dan menetapkan tauhid, Allah menuturkan tentang kitab-kitab yang menceritakan perihal Allah, mengisyaratkan perihal al-Qur’an dan keimanan para rasikhin terhadapnya. Kemudian Allah mulai menuturkan perihal orang-orang kafir dan orang-orang yang ingkar. Dia menjelaskan sebab-sebab terbujuknya mereka oleh kebatilan dan sikap tidak butuh terhadap kebenaran. Di antaranya yang terpenting adalah karena harta benda dan anak-anak.

Kemudian Allah menunjukkan bahwa semua itu tidak bermanfaat sama sekali bagi mereka pada hari tersebut. Pada hari itu Allah mengumpulkan umat manusia semua untuk melakukan perhitungan terhadap apa yang telah mereka amalkan.

Orang-orang kafir sangat membutuhkan petuah-petuah semacam ini, karena keingkaran itu disebabkan terbujuknya manusia oleh dirinya sendiri dan harta bendanya. Sehingga ada dugaan bahwa diri mereka tidaklah membutuhkan Allah, sampai mereka mengikuti kemauan hawa nafsunya.

Allah Swt. telah memberikan perumpamaan tentang oragn-orang kafir. Mereka itu merasa cukup dengan harta benda yang mereka miliki, sehingga lupa terhadap kebenaran. Dengan demikian, mereka berarti menentang dan memusuhi ahlul-haq sampai berhasil meraih kemenangan.

Misalnya kelakuan Fir’aun dan tentaranya, termasuk orang-orang sebelumnya yaitu orang-orang yang tidak mempercayai para rasul. Tetapi, kemudian Allah memusnahkan mereka, menolong Nabi Musa dan mengalahkan Fir’aun. Allah juga memenangkan para rasul beserta orang-orang yang beriman, dalam rangka tercapainya kemaslahatan para rasul dan pengikut-pengikutnya, di samping untuk kebaikan mereka. Allah Swt. tidaklah sekali-kali berlaku zalim atau aniaya, tetapi Allah adalah Yang Mahakeras siksa-Nya. (Tafsir al-Maraghiy, 3: 103-104)

PENAFSIRAN PARA ULAMA

A.      QS. ALI IMRAN AYAT 10

AL-HAFIDZ IBNU KATSIR menjelaskan, Allah Swt. memberitakan perihal orang-orang kafir, bahwa kelak mereka akan menjadi bahan bakar api neraka. Hal ini disebutkan melalui firman-Nya dalam ayat yang lain:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظّٰلِمِيْنَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوْۤءُ الدَّارِ.

(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk. (Al-Mu’min: 52)

Semua yang diberikan kepada mereka ketika di dunia —yaitu berupa harta benda dan anak-anak— tidak ada manfaatnya bagi mereka di sisi Allah, juga tidak dapat menyelamatkan mereka dari siksa Allah yang amat pedih. Seperti yang diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu firman-Nya:

فَلا تُعْجِبْكَ أَمْوالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ إِنَّما يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِها فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كافِرُونَ.

Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir. (At-Taubah: 55)

Firman Allah Swt. yang mengatakan;

لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلادِ، مَتاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْواهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهادُ.

Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. (Ali Imran 196-197)

Sedangkan dalam ayat ini Allah Swt. berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir. (Ali Imran: 10)

Yakni orang-orang yang ingkar kepada ayat-ayat Allah, mendustakan rasul-rasul-Nya, menentang Kitab-Nya, dan tidak mengambil manfaat dari wahyu-Nya yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya.

لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئاً وَأُولئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ.

harta benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka. (Ali Imran: 10)

Yaitu kayu bakarnya yang digunakan untuk memperbesar api nerak; Perihalnya sama dengan makna yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya:

إِنَّكُمْ وَما تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ.

Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah kayu bakar Jahannam. (Al-Anbiya: 98), hingga akhir ayat.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ لَهِيْعة، أَخْبَرَنِي ابْنُ الْهَادِ، عَنْ هِنْدَ بِنْتِ الْحَارِثِ، عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ أَمِّ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَتْ: بَيْنَمَا نَحْنُ بِمَكَّةَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من اللَّيْلِ، فَقَالَ هَلْ بَلَّغْتُ، اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ ... " ثَلَاثًا، فَقَامَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَقَالَ: نَعَمْ. ثُمَّ أَصْبَحَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَيَظْهَرَنَّ الْإِسْلَامُ حَتَّى يَرُدَّ الْكُفْرَ إِلَى مَوَاطِنِهِ، وَلَتَخُوضُنَّ الْبِحَارَ بِالْإِسْلَامِ، وَلِيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زمان يتعلمون القرآن ويقرؤونه، ثُمَّ يَقُولُونَ: قَدْ قَرَأْنَا وَعَلِمْنَا، فَمَنْ هَذَا الَّذِي هُوَ خَيْرٌ مِنَّا، فَهَلْ فِي أُولَئِكَ مِنْ خَيْرٍ؟ " قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَنْ أولئك؟ قال: "أولئك منكم وأولئك هم وَقُودُ النَّارِ".

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami ibnu Luhai'ah, telah menceritakan kepadaku Ibnul Had, dari Hindun bintil Haris, dari Ummul Fadl (yaitu Ummu Abdullah ibnu Abbas) yang menceritakan: Ketika kami berada di Mekah, maka di suatu malam Rasulullah Saw. bangkit, lalu berseru, "Apakah aku telah menyampaikan, ya Allah, apakah aku telah menyampaikan," sebanyak tiga kali. Maka Umar ibnul Khatlab r.a. bangkit, lalu menjawab, "Ya." Kemudian pada pagi harinya Rasulullah Saw. bersabda, "Islam benar-benar akan menang hingga kekufuran dikembalikan ke tempat asalnya, dan sesungguhnya banyak lelaki yang menempuh laut berkat Islam. Dan benar-benar akan datang suatu masa atas manusia, mereka   mempelajari Al-Qur'an   dan   membacanya, kemudian mereka mengatakan, 'Kami telah membaca dan mengetahui(nya). Maka siapakah orang-orang yang lebih baik daripada kami ini, apakah di antara mereka terdapat kebaikan'?" Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Mereka dari kalangan kalian, tetapi mereka adalah bahan bakar neraka."

قَدْ رَوَاهُ ابْنُ مَرْدَوَيْهِ مِنْ حَدِيثِ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْهَادِ، عَنْ هِنْدَ بِنْتِ الْحَارِثِ، امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ لَيْلَةً بِمَكَّةَ فَقَالَ: "هَلْ بَلَّغْتَ" يَقُولُهَا ثَلَاثًا، فَقَامَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ -وَكَانَ أوَّاها-فَقَالَ: اللَّهُمَّ نَعَمْ، وحرصتَ وجهدتَ ونصحتَ فَاصْبِرْ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَيَظْهَرَنَّ الْإِيمَانُ حَتَّى يَرُدَّ الْكُفْرَ إِلَى مَوَاطِنِهِ، وَلِيَخُوضُنَّ رِجَالٌ الْبِحَارَ بِالْإِسْلَامِ وَلِيَأْتِيَنَّ عَلَى الناس زمان يقرؤون القرآن، فيقرؤونه وَيَعْلَمُونَهُ، فَيَقُولُونَ: قَدْ قَرَأْنَا، وَقَدْ عَلِمْنَا، فَمَنْ هَذَا الَّذِي هُوَ خَيْرٌ مِنَّا؟ فَمَا فِي أُولَئِكَ مِنْ خَيْرٍ" قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَنْ أُولَئِكَ؟ قَالَ: "أُولَئِكَ مِنْكُمْ، وَأُولَئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ".

Ibnu Murdawaih meriwayatkan hadis ini melalui Yazid ibnu Abdullah ibnul Had, dari Hindun bintil Haris (istri Abdullah ibnu Syaddad), dari Ummul Fadl yang telah menceritakan: Bahwa Rasulullah Saw. bangkit di suatu malam di Mekah, lalu bersabda, "Apakah aku telah menyampaikan," beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Maka bangkitlah Umar ibnul Khattab, dia orangnya sangat perasa, lalu ia menjawab, "Ya Allah, benar, engkau telah berusaha dan telah berupaya dengan sekuat tenaga serta telah memberi nasihat, maka bersabarlah." Maka Nabi Saw. bersabda, "Iman benar-benar akan menang hingga kekufuran dikembalikan ke tempat asalnya, dan banyak kaum lelaki yang menempuh laut berkat Islam. Dan sungguh akan datang atas manusia suatu zaman, yang di zaman itu mereka mempelajari Al-Qur'an, maka mereka membacanya dan mengajarkannya. Mereka mengatakan, 'Kami telah pandai membaca Al-Qur'an dan kami telah berpengetahuan. Siapakah orang yang lebih baik dari kita ini?' Tetapi di kalangan mereka tidak ada suatu kebaikan pun." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu?" Nabi Saw. menjawab, "Mereka dari kalangan kalian, mereka adalah bahan bakar neraka." Ibnu Murdawaih meriwayatkannya pula melalui jalur Musa  ibnu Ubaidah, dari Muhammad ibnu Ibrahim, dari Bintil Had, dari Al-Abbas ibnu Abdul Muttalib dengan lafaz yang semisal. (Tafsir Ibnu Katsir, 2: 15-16)

SYAIKH AL-MARAGHI menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang yang ingkar terhadap apa yang telah mereka ketahui tentang kenabian Muhammad saw. baik dari kalangan Bani Israil atau kaum kafir Arab, tidak akan bisa menyelamatkan mereka harta benda yang mereka gunakan untuk menarik kemanfaatan dan menolak kemudaratan. Juga anak-anak mereka yang saling membantu dengan mereka dalam melaksanakan berbagai urusan. Mereka meminta pertolongan kepada anak-anak mereka ketika tertimpa musibah.

Semua itu tidak akan bisa menyelamatkan mereka sedikit pun dari siksa Allah. Terkadang mereka mengatakan bahwa kami adalah orang-orang yang banyak memiliki harta benda dan anak-anak. Kami sama sekali tidak akan tertimpa siksaan.

Kemudian dijawab oleh Allah Swt melalui firman-Nya:

وَمَآ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ بِالَّتِيْ تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفٰىٓ اِلَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًاۙ فَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ جَزَاۤءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوْا وَهُمْ فِى الْغُرُفٰتِ اٰمِنُوْنَ.

Bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedekat-dekatnya, melainkan orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang mereka kerjakan. Mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga). (Qs. Saba [34]: 37)

Kelak di akhirat mereka akan menjadi kayu bakar neraka Jahanam yang apinya berkobar menelan mereka. (Tafsir al-Maraghiy, 3: 103-104)

SYAIKH WAHBAH AZ-ZUHAILY menjelaskan, Allah SWT menceritakan tentang orang-orang kafir bahwa mereka adalah bahan bakar api neraka kelak pada hari kiamat. Apa yang diberikan kepada mereka di dunia berupa harta kekayaan dan anak sama sekali tidak bermanfaat bagi mereka di sisi Allah SWT dan sama sekali tidak bisa menyelamatkan mereka dari siksa-Nya yang teramat pedih. Hal ini seperti yang difirmankan oleh Allah SWT di dalam sebuah ayat,

وَلَا تُعْجِبْكَ اَمْوَالُهُمْ وَاَوْلَادُهُمْۗ اِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّعَذِّبَهُمْ بِهَا فِى الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ اَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كٰفِرُوْنَ.

Janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya dengan (sebab harta dan anak) itu Allah berkehendak untuk menyiksa mereka di dunia dan (membiarkan) nyawa mereka melayang dalam keadaan kafir. Qs. At-Taubah [9]: 85.

Mereka berkata, “Kami adalah orang-orang yang lebih banyak memiliki harta, anak-anak dan kami sekali-kali tidak akan diadzab.” Lalu Allah SWT menyanggah mereka dengan firman-Nya,

وَمَآ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ بِالَّتِيْ تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفٰىٓ اِلَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًاۙ فَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ جَزَاۤءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوْا وَهُمْ فِى الْغُرُفٰتِ اٰمِنُوْنَ.

Bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedekat-dekatnya, melainkan orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang mereka kerjakan. Mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga). Qs. Saba [34]: 37.

Ayat innal ladziina kafaruu (إن الذين كفروا) maksudnya adalah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah SWT dan para rasul-Nya, menentang kitab-Nya dan tidak memanfaatkan dengan baik wahyu-Nya yang diturunkan kepada para rasul. Ayat ini mencakup utusan Najran, kaum Nasrani, Yahudi, kaum musyrik dan seluruh orang kafir.

Harta dan anak-anak mereka semua tidak akan bisa menyelamatkan mereka dan mereka adalah orang-orang yang dijauhkan dari rahmat Allah SWT. Mereka adalah orang-orang penghuni neraka dan menjadi bahan bakarnya. Hal ini seperti yang difirmankan oleh Allah SWT di dalam sebuah ayat,

اِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ حَصَبُ جَهَنَّمَۗ اَنْتُمْ لَهَا وٰرِدُوْنَ.

Sesungguhnya kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah bahan bakar (neraka) Jahanam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya. Qs. Al-Anbiya [21]: 98. (at-Tafsir al-Munir, 3: 159-160)

B.      QS. ALI IMRAN AYAT 11

SYAIKH AL-MARAGHI menjelaskan, kemudian Allah memberikan perumpamaan tentang mereka di dalam rangka memberikan peringatan dengan apa yang telah menimpa kaum sebelum mereka yang justru tentaranya lebih kuat dan banyak. Dengan harapan mereka bisa mengambil ibarat sehingga sadar. Allah swt. berfirman (ayat selanjutnya):

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ.

Sesungguhnya perbuatan mereka yang tidak percaya terhadap Nabi Muhammad saw. dan keingkaran mereka terhadap syariatnya adalah sama dengan tradisi yang dilakukan oleh Fir’aun dan tentaranya terhadap Nabi Musa as. Juga seperti tradisi umat sebelum mereka. Mereka tidak mempercayai ayat-ayat Allah, sehingga Allah menyiksa mereka karena dosa-dosa yang mereka lakukan. Allah menghancurkan mereka dan memenangkan para utusan-Nya beserta orang-orang yang beriman. Mereka tidak bisa lari untuk mengelak kekuasaan Allah, dan siksa Allah adalah akibat perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukannya. (Tafsir al-Maraghiy, 3: 103-104)

IMAM IBNU KATSIR menjelaskan, Firman Allah Swt.:

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ.

sebagai keadaan kaum Fir'aun. (Ali Imran: 11)

Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah seperti perbuatan kaum Fir'aun. Hal yang sama telah diriwayatkan pula dari Ikrimah, Mujahid, Abu Malik, dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Di antara mereka ada yang mengatakan seperti sepak terjang kaum Fir'aun, seperti perbuatan kaum Fir'aun, serupa dengan kaum Fir'aun, tetapi pada garis besarnya ungkapan mereka berdekatan.
Ad-da-bu atau ad-da-abu sama wazan-nya dengan lafaz nahrun dan naharun, artinya perbuatan, keadaan, perkara, dan kebiasaan. Seperti dikatakan dalam bahasa Arab: Hal ini masih tetap menjadi kebiasaanku dan kebiasaanmu.
Umru-ul Qais, salah seorang penyair mereka, mengatakan:

وُقُوفًا بِهَا صَحْبِي عَلَيَّ مَطِيَّهُمْ ... يَقُولُونَ لَا تأسف أَسًى وَتَجَمَّلِ.

كَدَأْبِكَ مِنْ أُمِّ الْحُوَيْرِثِ قَبْلَهَا ... وَجَارَتِهَا أَمِّ الرَّبَابِ بِمَأْسَلِ.

Yang mengajak teman-temanku berhenti di atas kendaraan mereka masing-masing karena dia. Mereka mengatakan, "Janganlah engkau merusak dirimu dengan rasa putus asa, tetapi kuatkanlah hatimu. Seperti kebiasaanmu dengan Ummul Huwairis sebelum dia dan tetangga wanitanya, yaitu Ummur Rabbab di Ma-sal.

Makna da-bika dalam syair di atas ialah seperti kebiasaanmu dengan Ummul Huwairis, ketika engkau merusak dirimu sendiri karena mencintainya, lalu kamu menangisi rumah dan bekas-bekas yang ditinggalkannya.
Makna ayat, orang-orang kafir itu tidak bermanfaat buat diri mereka harta benda dan anak-anak mereka, bahkan mereka binasa dan disiksa seperti yang pernah terjadi pada kaum Fir'aun dan orang-orang sebelumnya dari kalangan orang-orang yang mendustakan ayat: ayat Allah dan hujah-hujah-Nya yang dibawa oleh para rasul.

وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقابِ.

Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (Ali Imran: 11) Yakni pembalasan Allah sangat keras lagi siksa-Nya sangat pedih, tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan tiada sesuatu pun yang luput dari-Nya. Bahkan Dia Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki, Dia Mahamenang atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Dia, dan tidak ada Tuhan yang berkuasa selain Dia. (Tafsir Ibnu Katsir, 2: 15-16)

SYAIKH WAHBAH AZ-ZUHAILIY menjelaskan, sikap dan perbuatan mereka dalam mendustakan Nabi Muhammad saw. dan syari’at beliau adalah seperti sikap dan perbuatan Fir’aun beserta para pengikutnya dan kaum yang datang sebelumnya yang dimusnahkan seperti kaum ‘Ad dan Tsamud. Mereka mendustakan ayat-ayat Allah SWT, lalu Allah SWT mengadzab mereka sebagai adzab dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa. Sesungguhnya Allah SWT sangat kuat dan pedih siksa-Nya.

FIQIH KEHIDUPAN ATAU HUKUM-HUKUM (QS. ALI IMRAN AYAT 10-13) MENURUT SYAIKH WAHBAH AZ-ZUHAILIY

Ayat-ayat ini menjelaskan tentang tiga prinsip utama dalam keadilan Allah SWT,

1.        Penegasan akan kepastian siksa neraka Jahannam bagi orang-orang kafir, harta kekayaan dan anak-anak mereka sekali-kali tidak akan mampu menyelamatkan mereka dari siksa Allah SWT sedikit pun.

2.       Hukum yang ditetapkan adalah bahwa sebab ditimpakannya hukuman dan siksaan adalah karena perbuatan dosa dan pendustaan terhadap ayat-ayat Allah SWT yang dibaca. Jadi, dalam hal ini, tidak ada perbedaan status hukum antara kaum kafir Quraisy dan Fir’aun beserta pata pengikutnya dan orang-orang yang datang sebelum mereka, seperti kaum Nabi Luth, kaum ‘Ad, Tsamud dan yang lainnya. Allah SWT berfirman,

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka, (keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Dan Allah sangat keras siksa-Nya. Qs. Ali Imran [3]: 10-11.

فَوَقٰىهُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِ مَا مَكَرُوْا وَحَاقَ بِاٰلِ فِرْعَوْنَ سُوْۤءُ الْعَذَابِۚ اَلنَّارُ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَّعَشِيًّا ۚوَيَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ ۗ اَدْخِلُوْٓا اٰلَ فِرْعَوْنَ اَشَدَّ الْعَذَابِ.

Maka, Allah melindunginya (orang yang beriman) dari berbagai kejahatan tipu daya mereka, sedangkan Fir‘aun beserta kaumnya dikepung oleh seburuk-buruk azab. Neraka diperlihatkan kepada mereka (di alam barzakh) pada pagi dan petang. Pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan,) “Masukkanlah Fir‘aun dan kaumnya ke dalam sekeras-keras azab!” qs. Al-Mukmin/ Ghafir [40]: 45-46.

كَدَأْبِ اٰلِ فِرْعَوْنَۙ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۚ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَغْرَقْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَۚ وَكُلٌّ كَانُوْا ظٰلِمِيْنَ.

(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya. Maka, Kami membinasakan mereka disebabkan oleh dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan pengikut Fir‘aun (bersamanya). Semuanya adalah orang-orang zalim. Qs. Al-Anfal [8]: 54.

3.       Pertolongan dan kemenangan tergantung kepada kehendak Allah SWT sesuai dengan hikmah atau kebijaksanaan-Nya serta untuk memberi jaminan kepada kaum Mukminin yang mematuhi perintah-perintah Tuhan mereka. Jadi, kemenangan tidak bisa diukur dengan banyaknya personil atau keunggulan dalam bidang persenjataan. Akan tetapi, diukur sesuai dengan kadar keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT. Sering kali Allah SWT memberi pertolongan dan kemenangan kepada pihak yang berjumlah sedikit atas pihak yang memiliki jumlah lebih banyak. Allah SWT berfirman,

كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً ۢبِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ.

 “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Allah bersama orang-orang yang sabar. Qs. Al-Baqarah [2]: 249.

Ayat-ayat ini menjadi bukti kebenaran akan kenabian Rasulullah saw. dari dua arah.

Pertama, kemenangan kelompok yang berjumlah sedikit atas kelompok yang berjumlah lebih banyak, karena Allah SWT memberi pertolongan kepada kelompok yang berjumlah sedikit dengan mengirimkan bala tantara malaikat. Hal ini tidak sesuai dengan kebiasaan yang berlaku. Karena menurut kebiasaan, kelompok yang berjumlah banyak menang atas kelompok yang berjumlah sedikit.

Kedua, Allah SWT telah memberi janji kepada kaum Muslimin bahwa salah satu golongan yang mereka hadapi adalah untuk mereka. Sebelum berperang, Rasulullah saw. juga telah mengabarkan kepada kaum Muslimin bahwa mereka akan mendapatkan kemenangan. Beliau berkata, “Ini adalah tempat terbunuhnya si Fulan dan ini adalah tempat terbunuhnya si Fulan.” Akhirnya janji Allah SWT tersebut dan apa yang dikabarkan oleh Rasulullah ini memang nyata dan benar adanya. (at-Tafsir al-Munir, 3: 159-160) Wallahu A’lam.

Oleh: Hanafi Anshory.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama